Januari 2014 kemarin, KAUST menyelenggarakan program Winter Enrichment Period (WEP), yang merupakan serangkaian acara berisi kuliah-kuliah umum, workshop wirausaha, pameran ilmiah, acara rekreasi, dan berbagai kegiatan lainnya. WEP ini didesain untuk memperkaya lingkungan akademik dan komunitas KAUST pada umumnya dengan pengetahuan-pengetahuan dan keahlian-keahlian di luar kurikulum akademik. Para pembicara umumnya didatangkan khusus dari luar KAUST dan merupakan tokoh-tokoh ternama yang sangat ahli di bidangnya, seperti halnya
peraih Nobel atau CEO salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia. Inspirasi kegiatan ini datang dari pencetus pertamanya, yaitu MIT yang sudah menjalankan program serupa selama bertahun-tahun dan merasakan manfaatnya dalam menunjang MIT menjadi salah satu universitas terbaik di dunia.

Uniknya di WEP tahun ini, salah satu mahasiswa Indonesia di KAUST, Burhannudin Sutisna, berkesempatan untuk menjadi instruktur Workshop Angklung, yang merupakan salah satu program kultural WEP 2014. Sungguh sebuah kebanggan bagi kami telah berhasil mengajukan kegiatan ini dan disetarakan dengan ratusan kegiatan lain KAUST WEP yang banyak diisi oleh pembicara-pembicara ternama seperti Jorge Cham (PhD Comics), CEO ARAMCO dan peraih Nobel Laurette dst. Workshop ini diawali dengan presentasi pengenalan angklung, mulai dari sejarah dan teori-teori dasar musik angklung, hingga perkembangan angklung saat ini. Peserta workshop sangat bervariasi yang terdiri dari mahasiswa dan staff KAUST dari berbagai negara, mulai dari warga lokal Saudi sampai komunitas KAUST dari Eropa dan Amerika.

Pada minggu pertama, peserta dikenalkan dengan teknik-teknik dasar bermain angklung melalui berbagai macam lagu, seperti lagu daerah Indonesia Bungong Jeumpa, lagu klasik Minuet in G karya J.S. Bach, dan beberapa repertoire lainnya. Di minggu kedua, workshop difokuskan untuk mempelajari dua buah lagu, yaitu Mamma Mia dari ABBA dan We are the Champions dari Queen, yang kemudian dipresentasikan di depan publik KAUST di penghujung acara WEP.

_AAA0431-2 _AAA0409 - 2

Proses persiapan workshop sendiri cukup panjang. Sekitar satu tahun sebelumnya, proposal diajukan ke panitia WEP dan kemudian diseleksi. Setelah akhirnya terpilih, angklung kemudian dibeli langsung dari Bandung atas sponsor KAUST Office of the Arts. Proses pemesanan dan pengiriman angklung memakan waktu yang cukup lama karena rumitnya sistem bea cukai dan banyaknya unit angklung yang dipesan. Meskipun demikian, berkat kerjasama yang erat antara mahasiswa Indonesia di KAUST, alumni, dan staff-staff KAUST yang terkait, Alhamdulillah akhirnya alat-alat musik bambu asli Indonesia ini tiba juga di Thuwal dengan selamat. Unit angklung yang dimiliki KAUST saat ini terdiri dari tiga set melodi kecil, satu set melodi besar, dua unit gambang, dan satu set kendang.

Respon dari para peserta sangat positif. Semua partisipan yang pada umumnya baru pertama kali melihat angklung, sangat mengagumi keunikan alat musik ini dan menyatakan sangat senang saat bermain angklung. Tidak hanya itu, peserta pun sangat antusias dengan teamwork dan kolaborasi yang mereka pelajari dalam permainan angklung. Para peserta juga sangat terkesan bahwa alat musik tradisional Indonesia dengan suara bambu yang khas ini dapat memainkan berbagai macam lagu. Workshop ini diharapkan dapat menarik minat komunitas KAUST untuk ikut serta dalam Angklung Ensemble yang nantinyaakan dibentuk di KAUST sebagai salah satu bentuk pertukaran budaya dan alat pendidikan yang menghibur. Adanya Angklung Ensemble ini juga diharapkan dapat menjadi salah satu bentuk pelestarian budaya bangsa dan sebagai bentuk kontribusi KAUSTINA untuk komunitas internasional di KAUST.

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *