By: Wardana Saputra (PhD Student di Earth Science & Engineering, intake Spring 2016)
Ga kerasa sudah satu minggu saya berada di KAUST, itu artinya sudah waktunya saya menyumbangkan artikel untuk Web Kaustina ini (tugas ospek nih ceritanya :p). Oya perkenalan dulu lah ya, saya Wardana asal Kota empek-empek Palembang, dulunya Mahasiswa Teknik Perminyakan ITB angkatan 2011 dan baru lulus Agustus 2015 kemaren. Saya diterima melalui jalur MS/PhD yaitu jalur yang memberikan jatah minimal 3.5, maksimal 5 tahun untuk menyelesaikan kuliah dan riset program doktoral. Di akhir studi, mahasiswa juga bisa menerima gelar MS degree jika berkenan dan memenuhi syarat MS degree. Status dalam portal akademik (versi ITB: OL Akademik) adalah PhD student, jadi pengambilan mata kuliah bisa “disesuaikan” dan tidak “kaku” bisa langsung PhD course level (300 level) dan core courses MS degree (200 level) bisa diambil dalam waktu 1 tahun. Tidak perlu menuntaskan 200 level untuk ujian kualifikasi doktor. Asalkan 3 mata kuliah yang akan jadi bahan kualifikasi sudah diambil, maka bisa maju qualification exam. Ini hanya berlaku di Earth Sci & Eng ya, program studi lain sila tanyakan ke yang sesuai.
Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih (pake banget) buat senior saya di TM ITB angkatan 2010 (TM: Teknik Perminyakan), Bang Farizal Hakiki, karena tepat seminggu sebelum keberangkatannya ke KAUST sekitar awal Agustus 2015 dia memperkenalkan sebuah universitas sains dan teknologi terbesar dan terbaik di Saudi Arabia yang baru dibuka Raja Abdullah pada akhir 2009. Namun, karena universitas ini masih balita dan bukan terletak di Eropa atau US, awalnya saya belum punya niat buat daftar KAUST. Hingga akhirnya keluarlah iming-iming yang membuat saya berpaling dan bertekad menjadi bagian dari keluarga besar Kaustina (KAUST – Indonesia). Iming-iming tersebut sebagian besar sudah saya buktikan dalam seminggu pertama di KAUST ini, dan saya rangkum dalam 7 alasan mengapa kamu harus kuliah di KAUST.
#1. Net Stipend/Month (Bersih) di KAUST Menandingi Salary Fresh Graduate Insinyur Perminyakan di Indonesia
Gambar 1. Ilustrasi (sumber: i2.cdn.turner.com)
Kuliah atau Kerja? Ya mungkin ini pertanyaan besar buat temen-temen yang baru pada lulus S1-nya. Di satu sisi ada yang pengen cepet terjun ke industri, membina karir, menabung untuk masa depan, modal menikah beli rumah dan sebagainya. Di lain sisi, ada temen-temen yang masih pengen duduk di bangku kuliah karena kecintaannya terhadap dunia akademik (termasuk saya nih mungkin), tapi biaya kuliah itu ga murah dan lagian kita harus invest waktu beberapa tahun lagi dan nantinya kita akan sadar kalo umur sudah menua dan bahkan belum punya tabungan apa-apa.
Tapi di KAUST, kita bisa kuliah dengan fasilitas yang super wah dan digaji perbulan dengan nominal yang sangat bersaing. Sebut saja top salary buat fresh grad itu adalah industri perminyakan yang bisa mencapai 20 juta sebulannya. Oke sekarang mari kita mulai hitung-hitungannya:
Pertama karena saya adalah mahasiswa baru dengan gelar S1 dan diterima di program fast track langsung S3 selama 3.5 tahun (minimal) atau 5 tahun (maksimal), otomatis saya harus meluluskan beberapa mata kuliah dengan level master. Di fase pertama ini, KAUST memberikan $20,000/tahun atau senilai $1,667/bulan, atau kalo dirupiahin (assume 1$=13,600) jadinya Rp23 juta/bulan (nominal ini juga berlaku untuk semua MS student yang lanjut dari S1). Di fase kedua saat saya dinyatakan lulus mata kuliah level master (sekitar dua semester ke depan), KAUST akan menaikkan stipend menjadi $25,000/tahun, atau $2,083/bulan, atau Rp28 juta/bulan. Dan di fase ketiga adalah saat menghadapi ujian kualifikasi sebagai PhD Candidate (maksimal 2 tahun dari pertama masuk) dan bila dinyatakan lulus KAUST akan menaikkan stipend menjadi $30,000/tahun setara $2,500/bulan, atau Rp34 juta/bulannya. Bahkan dari $20,000/tahun bisa langsung lompat ke $30,000/tahun jika bisa menyelesaikan PhD qualification exam di akhir tahun pertama. Ujian kualifikasi doktor ini mungkin kok dilakukan di akhir tahun pertama asal menguasai dan 3 mata kuliah yang akan jadi bahan qualifier sudah diambil semua.
Gimana enak kan ya lanjut kuliah, dapet gelar, terus digaji lagi belum lagi fasilitas yang lain dan super wah ^_^ tapi buat temen-temen yang gak money oriented banget silakan lanjut baca iming-iming berikutnya.
#2. Masa Depan yang Cerah Menanti Anda (Aamiin)
Gambar 2. Ilustrasi (sumber: bahaiblog.net)
Iya itu kan pas kuliah enaknya, terus habis lulus gimana? Alumni-alumni KAUST kebanyakan menjadi primadona untuk banyak multinational company di seluruh dunia, contohnya saja alumni Kaustina ini ada yang sekarang kerja di Saudi Aramco, kalo mau lebih kepo soal profil alumni KAUST coba cek deh di sini (alumni KAUSTINA). Untuk Postdoc, tentu KAUST akan memberikan salary yang lebih besar dibanding student. Dengar-dengar gajinya bisa setara dengan gaji wakil presiden RI dan tunjangannya (kalo saya sih jadi postdoc di KAUST juga ga apa-apa deh ^_^ $70,000/tahun loh gajinya). Tetapi dengar dari rumor yang ada, lulusan PhD KAUST tidak diijinkan untuk Postdoc di KAUST agar lulusannya berkarya dan menunjukkan kualitas alumninya di luar KAUST.
#3. Bersiaplah untuk Melakukan Riset dengan Profesor Kelas Dunia
Gambar 3. Kegiatan Riset di KAUST (sumber:kaust.edu.sa)
Kebayang ga sih, ini universitas masih baru banget di tengah padang pasir lagi, siapa coba yang mau menghabiskan waktu di sana. Tapi nyatanya semua divisi dan research center di KAUST diduduki oleh profesor-profesor ternama dunia yang citation-nya sudah ribuan (Cek paling gampang dengan scholar.google.com). Contohnya saja professor pembimbing saya di Upstream Petroleum Engineering Research Center (UPERC), namanya Dr. Tadeusz Patzek (Kebangsaan Polandia). Beliau ini sebelumnya merupakan Chairman dari Petroleum & Geosystem Engineering (PGE) di University of Texas at Austin (Note: Chairman ini adalah Ketua Program Studi (Kaprodi) atau Kepala Jurusan (Kajur)), dan pada akhir 2014 KAUST berhasil membujuk beliau untuk pindah ke KAUST dan langsung diangkat menjadi Direktur Upstream Petroleum Engineering Research Center (UPERC) hingga sekarang. Anyway ternyata saya merupakan mahasiswa pertamanya :p karena sebelumnya beliau masih sibuk sekali dan hanya melakukan riset dengan postdoc dan research scientist. Masih banyak lagi cerita profesor kelas dunia lainnya yang bersedia pindah ke KAUST. Baca juga: Publikasi Karya Ilmiah KAUST dan Institusi (Universitas) di Indonesia.
Usut demi usut, setelah bertanya dengan beberapa senior. Ternyata bapak profesor ini digaji sekitar lebih dari $120,000/tahun, atau sekitar Rp1.6M setahunnya (mulai capek ngitung nolnya). Tapi saya percaya para profesor yang pindah ke KAUST gak murni money oriented, tapi melihat bahwa KAUST bisa menjadi universitas IPTEK terbaik dunia di masa depan. Contohnya aja di 2015 kemaren, berdasarkan QS Rank, KAUST berada di peringkat 1 dalam jumlah citationnya. Artinya, riset-riset KAUST sanget dipercaya oleh dunia. Banyak alumni KAUST yang kini sudah bekerja di perusahaan multinasional, peneliti di kampus ternama sekelas Princeton, Berkeley, MIT, Oxford atau bahkan menitih karirnya sebagai pengusaha (starter up).
#4. Fasilitas Riset Mutakhir nan Luar Biasa
Gambar 4. Supercomputer dan Fasilitas Lab KAUST (sumber: kaust.edu.sa)
Best credit to Raja Abdullah yang telah menyumbangkan uang(jajan)nya sebesar 20 milyar dollar untuk mendirikan KAUST. Jadi wajar kalo setiap dosen di sini punya lab sendiri dengan peralatan riset mutakhir seperti XRD beberapa biji, TEM puluhan biji, SEM lebih banyak lagi, Nuclear Magnetic Resonance dan masih banyak lagi, yang kalopun kita pengen alat baru yang belum ada, kita bisa memesan alat tersebut untuk dihadirkan di lab. Contoh senior saya, Bang Hakiki saja sudah order alat setara Rp2 Miliar selama satu semester di sini. Tapi yang menjadi favorit saya, KAUST punya salah satu superkomputer tercepat di dunia generasi terbaru, namanya Shaheen, cool banget buat simulasi reservoir yang bisa semaleman pake laptop bahkan berhari-hari :D. Btw, sebagai mahasiswa baru kita bakal dapet workstation sendiri dan kita bisa request mau dikasih seperangkat Mac Dekstop atau Laptop Macbook tentu saja semua dalam kondisi baru.
Gambar 5. Perpustakaan KAUST (sumber: library.kaust.edu.sa)
Selain lab (Baca: Daftar Laboratorium di KAUST), untuk menopang keperluan risetnya KAUST mempunyai perpustakaan super lengkap baik secara offline maupun online. Bila buku yang ingin dicari tidak tersedia cukup hubungi petugas perpustakaan dan pesan buku tersebut untuk diadakan di perpustakaan dan tentu saja gratis. Untuk e-library sendiri semua student bisa mengakses lebih dari 20,000 jurnal IPTEK online sebut saja Elsevier, ACS, Onepetro, Physical Review, SIAM, Science, Royal Society, IEEE, IET, ASTM, Wiley, dll.
#5. Ga Perlu Bingung Mikirin Tempat Tinggal di KAUST, KAUST Memberi “Rumah” Tinggal yang Sangat Layak, dan Nikmati Fasilitas Rekreasi Seperti Berada di Resort.
Gambar 6. Interior Rumah KAUST untuk Bujangan (Belum Berkeluarga) (sumber: dokumentasi penulis)
Kebanyakan teman-teman saya yang kuliah ke luar negeri memakai beasiswa LPDP dari kementrian keuangan, dan memang selain mendapatkan beasiswa full biaya kuliah, mereka juga mendapatkan bantuan biaya hidup perbulan yang mencapai 1,500 euro atau sebesar 20-an juta (tergantung dari lokasi kampusnya). Namun terkadang masih ada yang mengeluhkan biaya hidup yang mahal dan biaya sewa apartemen studio yang juga mahal. Seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa stipend yang diberikan KAUST itu adalah bersih tanpa dipotong biaya sewa rumah jadi ada tunjangan lain yang diberikan KAUST kepada student berbentuk rumah tinggal di mana setiap mahasiswa akan ditempatkan dalam rumah-rumah yang lengkap dengan semua perabotan seperti TV kabel, internet, kompor listrik, kulkas, mesin cuci + pengering, microwave, bahkan bathtub juga ada loh sebagai bagian dari kamar mandi dalam. Beuh udah kaya hotel saja kamar saya.
Gambar 7. Fasilitas Rekreasi Harbor (sumber: kaust.edu.sa)
Selain fasilitas rumahnya yang bisa dikatakan mewah, lokasi perumahan KAUST benar-benar berada di dalam kampus, jadi kita bisa jalan kaki ke kampus, naik sepeda, bahkan ada bis gratis untuk mengantarkan ke fasilitas rekreasi dalam kampus seperti pantai (karena KAUST di tepi Laut Merah), Island sport center (pusat olahraga indoor dan gym), Safa golf center, Harbor (buat nyewa perahu dan snorkeling), discovery (bioskop kampus, FYI di Saudi, bioskop cuma ada dua yaitu: 1. Di Saudi Aramco camp, 2. Di KAUST). Kebanyakan fasilitas tersebut bisa dinikmati dengan menunjukkan KAUST ID.
Gambar 8. Kolam Renang dengan View Laut Merah (sumber: kaust.edu.sa)
Ohya kalo soal makan jangan khawatir karena di dalam kampus ada Diner (semacam restoran dalam kampus) yang menawarkan paket budget meal (hanya SR16 setara $5) berupa paket buffet dari appetizer, soup, main course, desert, cake, sampe berbagai macam jus. Terus kalopun mau masak sendiri di dalam kampus ada supermarket yang gede banget dan sangat terjangkau.
Gambar 9. Campus Diner (sumber: kaust.edu.sa)
#6. Umroh dan Haji
Gambar 10. Komplek Masjidil Haram (Sumber:www.dawaateislam.com)
Buat temen-temen yang muslim pasti suatu saat ingin datang ke Makkah dan Madinah untuk ibadah umroh dan haji. Untungnya KAUST terletak di Thuwal yang berada persis di antara dua kota suci tersebut. Setiap minggunya bakal ada bus dari KAUST untuk mengakomodasi kebutuhan umroh, sekali lagi dengan hanya menunjukkan KAUST ID. By the way, kemaren tepat seminggu berada di KAUST, saya berkesempatan pergi ke Mekkah dengan bus gratis ini dengan waktu hanya 1.5 jam saja. Karena ini merupakan pengalaman pertama, saya minta dipandu sama temen lama saya warga saudi sini untuk keliling-keliling Masjidil Haram dan Makkah. Oya di Saudi, hari liburnya bukan Sabtu-Minggu, melainkan Jumat-Sabtu. Karena di sini hari raya Islam dihargai banget, bahkan Idul Adha aja dikasih libur seminggu full, pas banget buat ibadah haji yang bisa dilakukan dalam 5 hari.
Gambar 11. Kunjungan ke Masjidil Haram (sumber: dokumentasi penulis)
FYI aja biaya umroh sekarang paling murah itu Rp 17 juta dari Indonesia, sedangkan kalo kita di KAUST kita bisa umroh setiap minggu kalo mau. Biaya haji juga denger-denger sudah nembus Rp 100 juta-an, itupun kalo daftar sekarang 10 tahun lagi baru berangkatnya. Kalo berangkat dari KAUST kita cukup membayar biaya haji Rp 27 juta dan pendaftaran bisa dilakukan cukup beberapa bulan sebelumnya (2-3 bulan).
#7. Rindu dengan Kampung Halaman? Nikmati Tiket P-P Gratis dari KAUST tiap Tahunnya, dan Masih Banyak Lagi Tunjangan Lainnya
Gambar 12. Kampung Halaman Penulis (Sumber: static.panoramio.com)
Selain tunjangan rumah, KAUST juga memberi tunjangan untuk keperluan pulang kampung berupa tiket pesawat pulang dan pergi hingga ke kota asal. Tunjangan ini bisa diuangkan senilai 6,000-an Real (setara $2,000/tahun). Artinya, mau jalan-jalan ke tempat lain ya, oke aja. KAUST juga memberikan tunjangan kesehatan dalam bentuk asuransi kesehatan, bahkan bila kita sedang berada di luar Saudi dan terkena sakit, uangnya bisa di-reimburse oleh pihak asuransi. Selain itu, ada juga tunjangan untuk yang sudah berkeluarga dan memiliki anak berupa sekolah gratis dari TK sampai SMA. Tentu saja sekolahnya sangat bermutu dan internasional sekali baik dari siswanya dan guru-gurunya.
Selain Ke-Tujuh alasan di atas, yang bisa menjadi bahan pertimbangan lainnya adalah KAUST benar-benar universitas yang multi-national dan multi-culture sekali (ya walaupun orang-orang dari Cina daratan a.k.a. PRC merajalela jumlahnya!!!!). Siswanya berasal dari lebih dari 60 kebangsaan dari 5 benua. Jadi Jangan khawatir bila kita tidak bisa berbahasa arab karena semua jenis aktivitas di kampus dilakukan dengan Bahasa Inggris. Tapi kalo tetep pengen belajar Bahasa Arab tiap minggunya ada pelatihan Bahasa Arab gratis yang bisa diikuti semua komunitas KAUST (student, staff, children, etc).
Gambar 13. Suasana Multikultur dan Multinasional di KAUST (sumber: kaust.edu.sa)
Sebenarnya yang kita lakukan di sini adalah mencoba memperkenalkan KAUST kepada teman-teman mahasiswa Indonesia sekalian karena kenyataannya di luar sana masih banyak yang belum tahu tentang KAUST ini. Harapannya semoga populasi warga Kaustina menjadi semakin bertambah :).
Sampai jumpa di KAUST!
Written at H-4106-106, KAUST, Thuwal, Saudi Arabia, 30 January 2016.
Dengan perubahan yang perlu oleh Farizal Hakiki.
61 Comments