Categories
Kisah Sukses Kami

Kisah Sukses Masuk KAUST

Ditulis oleh Wandi Wahyudi

Education is the most powerful weapon to change the world

Banyak sekali yang bertanya gimana cara daftar beasiswa ke King Abdullah University of Science and Technology (KAUST), mulai dari menemukan Professor, proses pendaftaran online di Portal sampai hal-hal lainnya.

Sebetulnya saya enggak pernah berpikir sebelumnya bahwa saya akan lanjut kuliah di KAUST. Namun setelah menyelesaikan sidang program master saya di Korea Selatan baru mulai terpikirkan apa rencana selanjutnya setelah lulus S2. Pasca Master defense, hari-hari di kampus mulai berjalan tidak seperti biasanya, hanya tinggal menyelesaikan beberapa dokumen sebagai syarat kelulusan secara administrasi dari University of Science and Technology tempat saya kuliah. Professor juga menanyakan tentang rencana saya setelah lulus Master, sudah saatnya memilih apakah saya kembali ke Indonesia untuk bekerja, memulai usaha, ataukah menikah… hehe :D

Setelah beberapa kali berdiskusi dengan beberapa teman, muncullah ide untuk coba daftar beasiswa Doktoral di KAUST. Alasan utamanya karena dekat dengan Mekah dan Madinah, dua Tanah Suci bagi Umat Islam. Sharing dari salah seorang teman yang pernah coba kirim email ke salah satu Professor di KAUST untuk mendaftar beasiswa S3 di Labnya, katanya, emailnya baru dibalas setelah waktu yang cukup lama, hampir setelah 1 tahun. Dalam rangka usaha namun tanpa berharap banyak, akhirnya saya kirim CV beserta email lamaran beasiswa ke 6 orang Professor yang bidang risetnya cocok dengan minat dan topik riset saya semasa S2. Di luar dugaan, malam itu juga email saya dibalas oleh 4 orang Professor yang menyatakan bahwa mereka berminat untuk menerima saya sebagai mahasiswa di Labnya. Saya kaget karena respon mereka sangat cepat. Dengan pertimbangan minat dan topik riset yang paling saya sukai dari 4 orang Professor tersebut akhirnya saya pilih 1. Sebetulnya tertulis di website KAUST bahwa pendaftaran sudah ditutup pada tanggal 15 Januari, sedangkan saya kirim email ke para Professor pada Bulan April. Namun kata Professor tidak apa-apa saya daftar saat itu dan akan diusahakan untuk diproses oleh Admission Team di KAUST agar bisa diseleksi bersama dengan kandidat lainnya. Proses pendaftaran secara resmi pun saya lakukan setelah dapat kabar itu.

Proses pendaftaran di KAUST bisa dibilang terdiri dari 2 proses paralel, yaitu proses seleksi oleh Lab (Professor) sebagai pihak yang memberikan beasiswa dan proses seleksi oleh universitas sebagai pihak yang menyaring calon mahasiswa dari segi administrasi. Masing-masing proses terdiri dari proses seleksi dokumen dan interview. Dokumen-dokumen yang dibutuhkan semuanya diupload melalui portal pendaftaran, tentu saja kita harus punya akun di portal tersebut. Karena saat itu saya belum punya akun pendaftaran, maka saya membuat akun baru kemudian saya isi formulir secara online dan upload dokumen-dokumen yang diminta. Pendaftaran untuk calon mahasiswa S2 dan S3 ada di alamat ini:http://www.kaust.edu.sa/admissions/admissions.html. Perlu diingat bahwa di tahap pendaftaran online melalui Portal untuk program Doktor, akan ditanya mengenai Sponsor pemberi beasiswa. Nama itu kita isi dengan nama Professor yang telah bersedia menerima kita menjadi mahasiswanya. Pada saat itu rupanya nama Professor yang menerima saya belum terdaftar di Portal, namun Professor itu bilang bahwa tidak apa-apa dikosongkan saja pilihan Sponsor namun nanti Professor yang akan mengkonfirmasi ke pihak Admission Team.

Salah-satu persyaratan yang diminta yaitu rekomendasi dari Professor/Dosen/Pembimbing/Atasan kita sebanyak 3 orang. Saat itu saya minta Advisor dan Principal Professor saya semasa S2 di Korea dan 1 rekomendasi dari Dosen saya semasa S1 di Universitas Indonesia. Alhamdulillah mereka bersedia ketika saya konfirmasi mengenai kesediaan mereka untuk memberikan rekomendasi. Saya isikan alamat email mereka di Portal pendaftaran KAUST kemudian secara otomatis KAUST akan mengirimkan email langsung ke mereka sehingga kita gak tau sama sekali isi dari surat tersebut. Sayangnya dari 3 orang pemberi rekomendasi saya, hanya 2 orang yang merespon dengan cepat sedangkan 1 orang lagi sedang di luar negeri dan tidak bisa akses email universitas. Karena sudah deadline pendaftaran, ternyata Tim Admission KAUST gak mempermasalahkan meskipun saya hanya punya rekomendasi dari 2 orang.

Setelah proses pendaftaran online selesai, proses selanjutnya yaitu interview melalui Skype. Pertama, saya mengikuti proses interview dengan personel Lab. Pada waktu yang telah disepakati, saya diinterview oleh Professor dan 2 orang Research Scientist yang ada di Labnya. Pertanyaan mereka seputar latar belakang pendidikan S1 dan S2; riset yang pernah saya lakukan semasa S2; alat-alat lab yang bisa saya operasikan; mata kuliah yang pernah saya ambil; dan alasan saya pindah dari Korea ke KAUST. Kedua, interview dilakukan oleh Admission Team dan Professor Provost KAUST sekitar 1 minggu setelah interview pertama. Pertanyaan mereka seputar alasan saya memilih KAUST; latar belakang keluarga; apakah saya juga sedang mendaftar beasiswa di tempat lain; topik tesis S2 saya; bagaimana saya mengerjakan tesis serta beberapa pertanyaan mendasar mengenai mekanisme pengujian yang pernah saya lakukan; dan apa yang akan saya lakukan jika saya tidak diterima di KAUST. Kedua proses interview tersebut berlangsung sekitar satu jam namun tidak terasa karena suasana begitu santai. Sekitar satu bulan kemudian saya mendapatkan email bahwa saya diterima beasiswa program Doktoral di KAUST.

Seminggu kemudian Relocation Team dari KAUST menghubungi saya dalam rangka mempersiapkan kepindahan saya menuju KAUST. Mereka membimbing saya untuk membuat visa, mempersiapkan segala dokumen kepindahan yang diperlukan, tiket pesawat, taksi yang menjemput di Bandara Jeddah, serta apartemen tempat tinggal selama kuliah di KAUST. Kisah ini merupakan pengalaman pribadi saya, tentu ada beberapa kasus yang berbeda dengan lainnya. Namun secara keseluruhan proses pendaftaran dan persyaratan-persyaratan di KAUST ini sama dengan di universitas lainnya di luar negeri. Semoga artikel ini bisa memberikan gambaran bagi teman-teman yang ingin mendaftar ke KAUST.

Jabat erat – WW

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *